Penerapan Penilaian Karakter

Penerapan penilaian karakter harus dilakukan secara berkesinambungan, autentik, dan tidak terlepas dari konteks kehidupan sekolah. Dalam praktiknya, evaluasi karakter diterapkan melalui beberapa bentuk asesmen utama berikut.

a. Observasi autentik

Guru mengamati perilaku siswa secara langsung pada aktivitas akademik maupun non-akademik. Observasi ini menangkap indikator nyata seperti kedisiplinan, kerja sama, dan tanggung jawab.

b. Penilaian diri dan teman sebaya

Metode ini relevan untuk membangun kesadaran reflektif, empati, dan akuntabilitas moral. Penilaian teman sebaya terbukti meningkatkan kejujuran dan tanggung jawab sosial siswa.

c. Portofolio karakter

Portofolio karakter berisi jurnal refleksi, catatan guru, dokumentasi kegiatan, dan rekaman perkembangan moral peserta didik. Portofolio memfasilitasi evaluasi bersifat longitudinal.

d. Rubrik penilaian karakter

Rubrik disusun berdasarkan indikator spesifik sehingga guru memiliki alat yang reliabel dan objektif. Rubrik membantu menyamakan pemahaman antarpenilai terhadap standar perilaku yang diharapkan.

Penelitian menyimpulkan bahwa efektivitas penilaian karakter meningkat apabila melibatkan seluruh ekosistem sekolah: guru, kepala sekolah, orang tua, dan komunitas. Dengan demikian, asesmen tidak hanya menjadi tugas individu guru tetapi bagian dari budaya institusi.